Opini Pendidikan
PENDIDIKAN DAN KEUNGGULAN BANGSA
M Sjafei (dalam AA.Navis, 1996) memberikan
contoh betapa penting dan berartinya pendidikan terhadap keunggulan
suatu bangsa. Misalnya, bangsa Sparta pada 1000 tahun SM. Pada masa itu,
bangsa-bangsa yang mendiami Balkan hidup terpencar dalam kota-kota
kecil yang terpisah oleh gunung dan pulau-pulau. Mereka senantiasa
dilanda perang saudara. Oleh karena itu, bangsa Sparta di bawah pimpinan
Lycurgus, seorang pendidik, membangun kekuatan dengan system pendidikan
militer yang keras sejak berusia 10 tahun. Akhirnya, Sparta disegani
bangsa-bangsa di sekitarnya.
Contoh
di atas bisa menjadi salah satu strategi pendidikan bangsa di masa
sekarang dan mendatang. Kalau dicermati bersama bahwa pendidikan kita
masih bermuara pada pendidikan kolonial, dimana pendidikan hanya
terbatas pada pencetak “budak/pekerja” dan melanggengkan adanya kelas/
strata sosial. Bahkan tidak sebatas hanya pendidikan, paradigma
pembelajaran masyarakat kita juga masih menganut paradigma kolonial.
Hal
tersebut didasarkan pada sejarah pendidikan kita yang tidak lepas
dengan politik etis/ politik balas budi oleh Kerajaan Belanda. Kerajaan
Belanda memberikan kebijakan balas budi terhadap bangsa jajahannya yang
telah membantu menghidupkan perekonomian kerajaan menjadi baik. Salah
satu kebijakan tersebut adalah pendidikan.
Sistem pendidikan di jaman kolonial adalah sistem
pendidikan yang membedakan antara kelompok priyayi dan rakyat jelata.
Pendidikan ini lebih menekankan pada mereka kaum priyayi dan yang punya
uang. Tujuan pendidikan ini lebih menekankan pada terbentuknya para
pegawai untuk kepentingan bangsa Belanda. Dan hal ini ternyata berlanjut
hingga jaman kemerdekaan, entah sadar atau tidak, telah terbentuk watak
masyarakat kita yang menekankan meraih pendidikan hingga tinggi
hanyalah untuk menjadi pegawai.
Masyarakat
menganggap pendidikan seseorang akan berhasil bila mereka menjadi
pegawai/karyawan negeri maupun swasta. Bagi mereka yang lulus hanya sebatas menjadi wiraswasta atau bekerja di lingkungan rumah dianggap pendidikannya tidak berhasil.
Keunggulan Pendidikan Kita
Sudah
saatnya pendidikan harus di ubah paradigmanya demi keunggulan bangsa
kita. Pada era 70-an kita pernah memberikan bantuan guru ke Negara
Malaysia. Tetapi sekarang sebaliknya, masyarakat kita banyak yang
belajar ke negara jiran tersebut. Lalu, apa sesunguhnya yang mampu kita
ungulkan dari bangsa kita? Sebenarnya, jika kita sadar akan potensi
kekayaan yang ada, tentunya kita sudah menjadi negara yang maju dan
unggul, tigak menjadi bangsa yang hanya mampu mengirim “babu” ke
negara lain. Sayangnya, hingga sekarang bangsa kita ternyata bukanlah
termasuk bangsa yang ‘sadar’ dan peduli pada potensi kekayaannya
sendiri.
Kita
memiliki makanan khas tempe, ternyata sudah di patenkan oleh Jepang.
Kita memliki banyak pulau tetapi banyak yang diambil alih oleh negara
tetangga. Kita memliki banyak professor dan doktor tetapi banyak bekerja
luar negeri karena di negara sendiri tidak di hargai. Negara kita
justru lebih dikenal karena banyaknya bencana, korupsi dan TKI yang
terbelakang pendidikannya. Jiwa nasionalisme bangsa kita sudah luntur,
ini semua tidak lain merupakan salah satu hasil pendidikan kita yang
belum berorientasi pada kepentingan negara dan bangsa.
Di sisi lain, pendidikan khususnya sekolah kita yang mati-matian membanggakan
diri para prestasi peringkat sekian UN. Sekolah mengunggulkan Olimpiade
(Matematika, fisika dll). Padahal , paradigma olimpiade adalah
keunggulan dan liberalisme. Yang kuat menang. Berapa anak yang bisa
mencapai itu? Apa efeknya pada pendidikan kita secara keseluruhan? Kita
terpaksa menerima ini, dalam rangka meraih harga diri sebagai bangsa
(Haidar Bagir dalam Teacher Guide V.01 edisi.02.07).
Strategi Pendidikan Kita
Berawal dari keadaan dan masalah yang bangsa
kita hadapi saat ini, perlu kiranya memperbaruhi strategi pendidikan
yang telah terlaksana. Hal ini bisa kita dasarkan pada potensi yang
bangsa kita miliki. Pertama, bangsa dan negara kita terdiri banyak pulau
dan lautan yang luas yang memerlukan pengawasan tinggi. Disini kita
memerlukan dibangunnya kembali sekolah-sekolah militer untuk
memperbanyak dan menambah pengetahuan tentara kita yang menjaga
khususnya pulau-pulau terluar agar tidak mudah i di ambil alih negara
tetangga dan tidak diremehkan oleh negara lain karena kita memiliki
system pertahanan yang kuat.
Kedua,
bangsa dan negara kita hampir 75% menyandarkan kehidupannya pada
pertanian. Namun, jika mau jujur berapa masyarakat yang tertarik pada
sekolah pertanian dan berapa sekolah pertanian berdiri. Pada tahun
1980-an kita bisa swasembada beras tetapi sekarang justru kita
mengimport dari negeri Vietnam. Kedelai kita mengimprot dari Amerika
yang terkenal dengan teknologi dan pertahanan. Sapi kita import dari
Australia, buah-buahan kita import dari Thailand. Hampir-hampir
masyarakat kita bangga kalau membeli buah-buahan dari luar negeri, duren
Thailand, jambu Bangkok, dll. Dengan dasar ini diperlukan bertumbuhnya
sekolah-sekolah pertanian dan sebuah upaya keras untuk mengkampanyekan
agar generasi muda bangga bersekolah di pertanian.
Ketiga, bangsa
dan negara kita terdiri lautan, banyak hasil laut langsung di jual
mentah, tetapi untuk pengolahan masih kurang. Contoh Jepang, walaupun
lautannya kecil bisa mengemas hasil lautan dengan baik dan hasilnya bisa
di ekspor. Dengan dasar ini maka diperlukan memperbanyak sekolah
perikanan dan kelautan.
Keempat, bangsa dan negara
kita kaya atas kesenian dan hasil ketrampilan dari bermacam-macam tari,
lagu dan kesenian daerah. Di samping itu ketrampilan batik, tenun dan
ketrampilan ukir kayu serta batu. Dimungkinkan dengan dasar ini
pendidikan kita menekankan pelestarian dan mengadakan inovasi terhadap
kesenian dan keterampilan kita.
Opini Saya : Jika keempat strategi ini bisa berjalan dengan baik bukan tidak mungkin bangsa dan negara akan menjadi lebih unggul. Negara kita jangan mudah terjebak pada pesona globalisasi yang menekankan tegnologi modern tetapi kenyataanya kita belum mampu dan hanya berperan sebagai perekat/ ‘pemandu sorak’ semata. Kalau pertahanan, hasil pertanian/kelautan dan kesenian/keterampilan diolah dengan baik bukan tidak mungkin karakter dan keunggulan bangsa kita bisa di akui oleh negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar